SAYANG BILA TERLEWATKAN

SAYANG BILA TERLEWATKAN
Oleh : Zakaria, Ir., MM

Saat-saat bercinta bersama pasangan sebaiknya dinikmati seperti menghirup secangkir teh melati atau kopi arabika yang hangat. Saat harum aromanya meresap ke hidung, biarkan sekujur tubuh Anda digerayangi rasa hangat yang nikmat. Hmm… jangan heran kalau setelah itu Anda jadi ingin tambah secangkir dan secangkir lagi.
Meski hanya berlangsung beberapa detik, ada momen-momen tertentu sebelum, saat, dan setelah bercinta yang sayang bila dilewatkan begitu saja. Soalnya, sekali terlewat, sulit mengulang lagi sensasinya.

SAAT TUBUH SALING MELEMPAR SINYAL
Ada momen ketika seulas senyum atau pandangan mata penuh arti yang dilontarkan pasangan membuat jantung Anda berdegup kencang dan darah berdesir. 

“Saat kami sedang makan malam di restoran sepulang kerja, tiba-tiba Anthony menatap saya sedemikian rupa. Saya langsung tahu, apa maunya, dan tubuh saya pun serta-merta menyambutnya,” kata Kirana Mutia (30), seorang content provider dari Bandung. “Kami pun buru-buru pulang ke rumah, dan sepanjang perjalanan kami terus saling memprovokasi. Bahkan, dia sesekali menyentuh bagian-bagian sensitif tubuh saya. Rasanya sungguh menantang....” 

Memang, ada saat-saat tertentu, di mana hanya dengan saling bertukar pandang saja, Anda dan pasangan bisa merasakan undangan cinta yang tak bisa ditampik. Nah, jangan sia-siakan momen berharga ini.

SAAT TUBUH MULAI MENGHANGAT
Saat pakaian mulai terlepas sehelai demi sehelai dari tubuh, mungkin Anda akan merasa kedinginan sejenak, baik akibat serbuan AC atau --mungkin-- rasa jengah akibat tubuh Anda yang telanjang. Tapi, saat dia mulai menjelajahi sudut-sudut tubuh Anda dengan tangan dan bibirnya, tanpa disadari tubuh dan hati Anda perlahan-lahan mulai menghangat karena gairah.

Dari sebuah artikel yang dibacanya, Helen baru tahu bahwa kondisi yang kurang nyaman itu sebetulnya bisa menciptakan atmosfer yang justru lebih menantang. Rasa dingin yang dirasakan saat sedang tak berbusana, misalnya, dapat dimanfaatkan untuk mencari sumber kehangatan dengan memeluk tubuh pasangan. Sedangkan rasa jengah dapat dialihkan, misalnya, dengan menyentuh dan memerhatikan detail tubuh pasangan, misalnya bahunya yang tegap. 

SAAT DUA TUBUH MENYATU 
Detik-detik saat tubuh Anda berdua ‘menyatu’ biasanya menimbulkan sensasi yang tak kalah memabukkan. Seperti komputer dan USB driver, tubuh Anda saling mentransfer informasi. Detik-detik itu lebih mirip proses pemanasan sebelum fitness. Karena itu, saat suami sedang ‘bekerja keras’, Anda bisa membantunya dengan melakukan gerakan stimulatif di area pinggul, atau gerakan kegel (mengencangkan dan mengendurkan otot pelvis). 

Momen yang hanya berlangsung dalam hitungan detik ini sebaiknya dimanfaatkan untuk mempersiapkan diri menuju tahap selanjutnya. Anda dapat melakukan gerakan-gerakan lain yang dapat menstimulasi titik-titik peka di sekitar organ intim, dan membuat Anda merasakan kehangatan pasangan secara lebih in-tensif. Jika timing-nya tepat, Anda berdua bisa tinggal landas dan mendarat bersamaan. 

SAAT TERJADI INTERUPSI
Pasangan sekompak apa pun pasti pernah mengalami saat-saat canggung ketika bercinta. Misalnya, terjatuh dari tempat tidur saat sedang ‘seru-serunya’, atau pasangan tiba-tiba mengeluarkan suara-suara yang aneh. Namun, jangan biarkan kecanggungan atau kegaduhan itu membuat permainan cinta Anda yang sedang panas-panasnya jadi melempem kembali, atau bahkan terhenti sama sekali. Caranya? Kerahkan sense of humor Anda! Hubungan seks yang dahsyat sering kali justru berlangsung gaduh, lucu, dan penuh kejutan. 

SAAT DIA SAMPAI KE PUNCAK
Bagi Indriani Melinda (31), sekretaris, senyum puas di wajah Nico, suaminya, pada detik-detik ia ‘tinggal landas’, selalu melahirkan sensasi luar biasa. Tak tanggung-tanggung, ia merasa dirinya seperti Wonder Woman. “Rasanya sangat personal, intim, sekaligus membanggakan,” katanya, tersenyum lebar.

Cara terbaik untuk menikmati dan memaksimalkan momen ini adalah dengan membiarkannya berlangsung secara alami. “Saya tak melakukan apa pun yang dapat mengacaukan konsentrasi suami,” tambah Indriani. Bahkan, ia mencoba ikut larut dalam ‘kebahagiaan’ suami, sehingga melahirkan rasa kedekatan yang sangat personal. “Saya paling suka memandangi wajah Nico di saat-saat paling intim itu. Senyum di wajahnya seolah mengatakan, ‘Tak ada wanita lain di dunia ini yang mampu membuatku bahagia seperti ini.’ Haa....”

SAAT ANDA SIAP MENCAPAI PUNCAK
Mengapa orgasme begitu didambakan? Tak lain karena durasinya yang relatif singkat, namun sensasinya sungguh memabukkan. Wajar saja jika detik demi detik menuju, pada saat, dan setelah orgasme diklaim sebagai momen terpanas yang dapat Anda nikmati bersama pasangan.

Perpaduan gejolak emosi dan fisik itulah yang membuat keindahan saat mencapai puncak itu jadi berlipat ganda. Tak ada trik khusus untuk bisa menikmati momen singkat ini secara maksimal, selain menjalankannya secara natural. Cukup berkonsentrasi untuk merasakan setiap sentuhan pasangan yang akan memicu berbagai sensasi rasa di setiap lekuk tubuh Anda. Memasang target ‘harus mencapai orgasme bersama-sama’ atau ‘harus merasakan orgasme berganda’, justru hanya akan membuat Anda tegang. Akhirnya, konsentrasi terpecah dan Anda justru kehilangan momen berharga itu. Rugi kan kalau begitu?

SAAT TUBUH ‘BERPISAH’
Tak ada kata-kata yang cukup indah untuk menggambarkan keindahan perasaan saat dua tubuh menyatu dalam cinta. Namun, detik-detik ‘penyelesaian’ pun sebenarnya tak kalah indah. “Pada titik tertentu, proses biologis akan membuat ‘perpisahan’ kedua tubuh itu terasa begitu manis, sehingga sayang jika dilewatkan begitu saja.” kata Laura Berman Ph.D., terapis seks dari Chicago, Amerika Serikat. 

Triana (30), seorang teller di bank, biasanya menikmati momen indah itu dengan cara memejamkan mata sambil merasakan keheningan. “Tak ada yang lebih menyenangkan saat berbagi sayang dengan suami. Tapi, saat tubuh kami saling memisahkan diri, dan kami masing-masing berbaring di sisi tempat tidur, saya merasakan sensasi kebahagiaan yang tak kalah membuai. Senang rasanya bisa kembali ‘berkuasa’ atas diri sendiri.”

Komentar

Postingan Populer