FILSAFAT ILMU DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA


BAB I

Pengantar Ilmu Filsafat

Yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu atau hal yang di selidiki, di oandang atau di sorot oleh suatu disiplin ilmu yang mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak.

Menurut Drs. H.A.Dardiri bahwa objek material adalah segala sesuatu yang ada, baik yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam kemungkinan. Segala sesuatu yang ada itu di bagi dua, yaitu :

Yaitu sudut pandangan yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau sudut dari mana objek material itu di sorot.

Contoh : Objek materialnya adalah manusia dan manusia ini di tinjau dari sudut pandangan yang berbeda-beda sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia di antaranya psikologi, antropologi, sosiologi dan lain sebagainya.

Sebenarnya jumlah metode filsafat hampir sama banyaknya dengan defenisi dari para ahli dan filsuf sendiri karena metode ini adalah suatu alat pendekatan untuk mencapai hakikat sesuai dengan corak pandangan filsuf itu sendiri. Penjelasan secara singkat metode-metode filsafat yang khas adlah sebagai berikut:

Metode ini bersifat analisis istilah dan pendapat atau aturan-aturan yang di kemukakan orang. Merupakan hermeneutika, yangmenjelaskan keyakinan dan memperlihatkan pertentangan. Dengan jalan bertanya (berdialog), membedakan, membersihkan, menyisihkan dan menolak yang akhirnya di temukan hakikat.

Dengan jalan metode intropeksi intuitif dan dengan pemakaian simbol-simbol di usahakan membersihkan intelektual (bersama dengan pencucian moral), sehingga tercapai suatu penerangan pemikiran. Sedangkan bergson dengan jalan pembauran antara kesadaran dan proses perubahan, tercapai pemahaman langsung mengenai kenyataan.

Metode ini bersifat sintetis-deduktif dengan bertitik tolak dari defenisi-defenisi atau prindip-prinsip yang jelas dengan sendirinya di tarik kesimpulan-kesimpulan.

Melalui analisis mengenai hal-hal kompleks di capai intiuisi akan hakikat-hakikat sederhana (ide terang dan berbeda dari yang lain), dari hakikat-hakikat itu di dedukasikan secara matematis segala pengertian lainnya.

Hanya pengalamanlah menyajikan pengertian benar, maka semua pengertian (ide-ide ) dalam intropeksi di bandingkan dengan cerapan-cerapan (impresi) dan kemudian di susun bersama secara geometris.

Metode ini bertitik tolak dari tepatnya pengertian tertentu dengan jalan analisis di selidiki syarat-syarat apriori bagi pengertian demikian.

Yakni dengan jalan beberapa pemotongan sistematis (reduction), refleksi atau fenomin dalam kesadaran mencapai penglihatan hakikat-hakikat murni. Fenomelogi adalah suatu aliran yang membicarakan tentang segala sesuatu yang menampakkan diri, atau yang membicarakan gejala. Hakikat segala sesuatu adalah reduksi atau penyaringan dan menurut Husserl ada tiga macam reduksi yaitu:

Dengan jalan mengikuti dinamik pikiran atau alam sendiri menurut triade tesis, antitetis, sistesis di capai hakikat kenyataan. Dialektis itu di ungkapkan sebagai tiga langkah, yaitu dua pengertian yang bertentangan kemudian di damaikan (tesis-antitesis-sintesis).

Kenyataan yang di pahami menurut hakikatnya dengan jalan mempergunakan aturan-aturan seperti berlaku pada ilmu pengetahuan positif (eksakta).

Dengan jalan analisa pemakaian bahasa sehari-hari ditentukan sah atau tidaknya ucapan-ucapan filosofis. Metode ini di nilai cukup netral sebab tidak sama sekali mengendalikan salah satu filsafat. Keistimewaannya adalah semua kesimpulan dan hasilnya senantiasa di dasarkan kepada penelitian bahasa yang logis.

Menurut Drs. Suyadi MP dan Drs. Sri suprapto widodonongrat ciri filsafat adalah menyeluruh, mendasar dan spekulatif. Sedangkan Sunoto menyebutkan ciri-cirinya adalah deskriptip, kritik atau analitik, evaluatif atau normativ, spekulatif dan sistematik.

Ada tiga peranan yang mendorong manusia untuk berfilsafat, yaitu:

- Pendobrak

Berabad-abad lamanya intelektualitas manusia tertawan dalam penjara tradisi dan kebiasaan. Dalam penjara itu, manusia terlena dalam alam mistik yang penuh sesak dengan hal-hal serba rahasia yang terungkap lewat berbagai mitos dan mite. Keadaan tersebut berlangsung cukup lama dan kehadiran filsafat telah mendobrak pintu dan tembok tradisi yang begitu sakral yang selama itu tidak boleh digugat. Kendati pendobrakan itu membutuhkan waktu yang cukup panjang, kenyataan sejarah telah membuktikan bahwa filsafat benar-benar telah berperan selaku pendobrak yang mencengangkan.

- Pembebas

Filsafat bukan hanya sekedar mendobrak pintu penjara tradisi dan kebiasaan yang penuh dengan berbagai mitos dan mite itu melainkan juga merenggut manusia keluar dari penjara itu. Filsafat membebaskan manusia dari ketidaktahuan dan kebodohannya. Demikian pula filsafat membebaskan manusia dari belenggu cara berpikiryang mistis dan mitis.

- Pembimbing

Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang mistik mitis denganmembimbing manusiauntuk berpikir secara rasional. Membebaskan manusia dari cara berpikir yang picik dan dangkal dengan membbimbing untuk berpikir lebih luas dan mendalam.

Pada umumnya dapat dikatakan bahawa dengan belajar filsafat semakin menjadikan orang mampu untuk menangani berbagai pertanyaan mendasar manusia yang tidak terletak dalam wewenang metodis ilmu-ilmu khusus. Jadi filsafat membantu untuk mendalami berbagai pertanyaan asasi manusia tentang makna realitas dan lingkup tanggung jawabnya. Kemampuan itu dipelajarinya dari dua jalur yakni secara sistematis dan historis.

Pembagian secara garis besar dapat dibagi kedalam dua kelompok, yakni filsafat sistematis dan sejarah filsafat. Filsafat sistematis bertujuan dalam pembentukan dan pemberian landasan pemikiran. Didalamnya meliputi logika, metodelogi, epistimologi, filsafat ilmu, etika, estetika metafisika, teologi (filsafat ketuhanan), filsafat manusia, dan kelompok filsafat khusus seperti filsafat sejarah, hukum, komunikasi dan lain-lain.

Adapun sejarah filsafat adalah bagian yang berusaha meninjau pemikiran filsafat sepanjang masa. Sejak zaman kuno hingga zaman modern, bagian ini meliputi sejarah filsafat yunani (barat), india, cina dan sejarah filsafat islam.

Berikut ini pengertian ari cabang-cabang filsafat yang utama:

BAB II

FILSAFAT PENGETAHUAN (EPISTEMOLOGI)

Pengetahuan adlah suatu istilah yang di pergunakan untuk menuturkan apabila seseorang mengenal tentang sesuatu.suatu hal yang menjadi penggetahuannya adalah selalu terdiri atas unsur yang mengetahui dan diketahui serta kesadaran mengenai hal yang ingin diketahuinya itu.oleh karna itu penggetahuan selalu menuutut adanya subjek yang mempunyai kesdaran untuk mengetahui tentang sesuatu objek dan objek yang merupakan sesuatu yang dihadapinya sebagai hal ingin diketahuinya.jadi bisa dikatakan penggetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu,atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek yang dihadapinya,atau asil usaha manusia untuk memahami suatu objek.

Alat untuk mengetahui terjadinya penggetahuan menurut jhon horpers ada enam yaitu

1. Pengalaman indera

2. Nalar

3. Otoritas

4. Intuisi

5. Wahyu

6. Keyakinan

Penggetahuan menurut Soejono Soemargono (1983) dapat dibagi atas : 1. Penggetahuan non-ilmiah.

2. Penggetahuan ilmiah

Sedangkan menurut plato dan aristoteles.plato membagi penggetahuan menurut tingkatan-tingkatan penggetahuan sesuai dengan karakteristik objeknya.pembagiannya adalah sebagai berikut :

1. Penggetahuan eikasia (khayalan)

2. Penggetahuan fistis

3. Penggetahuan dianoya(metematik)

4. Penggetahuan neosis(filsafat)

Aristoteles mempunyai pendapat yang berbeda, menurut aristoteles penggetahuan harus merupakan kenyataan yang dpat dihindari dan kenyataan adalah sesuatu yang merangsang budi kita kemudian mengolahnya.penggetahuan yang umumnya merupakan kumpulan yang dinamakan rational knowledge dipisahkan dalam 3 jenis kumpulan yaitu

(1) Penggetahuan produksi (seni)

(2) Penggetahuan praktis (etika, ekonomi, politik)

(3) Penggetahuan teoretis (fisika, matematika ,dan metafisika)

1. Aliran-aliran dalam penggetahuan

a. Rasoinalisme

Aliran ini berpendapat bahwa sumber penggetahuan yang mencukupi dan yang dapat dipercaya adalah rasio (akal)

b. Empirisme

Aliran ini berpendapat, bahwa empiris atau pengalamlah yang menjadi sumber penggetahuan baik pengalaman yang batiniah maupun lahiriah.

c. Kritisme

Penyelesaian pertentangan antara rasionalisme danempirisme hnedak diselesaikan oleh umanuel kant dengan kritismenya.

d. Positivisme

Positivisme berpangkal dari apa yang telah di ketahui, yanng faktual dan yang positif.

2.Metode ilmiah

Menurut soejono soemargono (1983) metode ilmiah secara garis besar ada dua macam,yaitu sebagai berikut

a. Metode ilmiah yang bersifat umum

Metode ilmiah yang bersifat umum masih dapat dibagi dua,yaitu metode analitiko-sintesis dan metode nono deduksi

b. Metode penyelidikan ilmiah

Metode penyelidikan dibagi menjadi dua,yaitu metode penyelidikan yang berbentuk daur atau metode siklus empiris dan metode vertikal yang berbentuk garis lempang atau metode linier.

3.Sarana berpikir ilmiah

Sarana berpikir ilmiah pada dasarnya ada tiga yakni;

a. Bahasa ilmiah, yaitu kalimat berita yang merupakan suatu pernyataan atau pendapat-pendapat.

b. Bahasa logika dan matematika, merupakan dua pengetahuan yang selalu berhubungan erat, yang keduanya sebagai sarana berpikir deduktif. Baik logika maupun matematika lebihh mementingkan bentuk logis pernyataan-pernyataannya mempunyai sifat yang jelas.

c. Logika dan statistika, mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif untuk konsep yang berlaku umum.

BAB III

RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU

Objek material adalah objek yang di jadikan sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu, atau objek yang yang di pelajari oleh ilmu itu. Objek material filsafat illmu adalah pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah di susun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya secara umum.

Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fingsi ilmu itu bagi manusia. Problem inilah yang di bicarakan dalam landasan pengembangan ilmu pengetahuan yakni landasan ontologis, epistemologis dan aksiologis.

BAB IV

APA ITU ILMU PENGETAHUAN

Ilmu pengetahuan di ambil dari bahasa inggris science, yang berasal dari bahasa latin scientie dari bentuk kata kerja scire yang berarti mempelajari, mengetahui.pertumbuhan selanjutnya pengertian ilmu mengalami perluasan arti sehingga menunjuk segenap pengetahuan sistematik. Adapun menurut Bahm defenisi ilmmu pengetahuan paling tidak melibatkan enam macam komponen yaitu masalah, sikap, metode, aktivitas, kesimpulan dan pengaruh.

Berikut ini merupakan penggolongan ilmu-ilmu, yaitu:

Dua contoh ilmu formal atau non empiris yaitu matematika dan filsafat.

Ilmu terapan atau praktis ialah ilmu yang bertujuan untuk di aplikasikan atau di ambil manfaatnya. Contoh : ilmu kedokteran

Yang termasuk ilmu nomotesis adlah ilmu-ilmu alam yang objeknya adlah gejala pengalaman yang dapat di ulangi terus menerus dan hanya merupakan kasus-kasus yang mempunyai hubungan dengan suatu hukum alam. Sedangkan ilmu idiografis yakni ilmu-ilmu budaya yang objeknya bersifat individual yang terjadi sekali untuk di pahami dan di mengerti menurut keunikannya.

Deduktif adalah proses pemikiran dimana akal budi manusia dari pengetahuan yang umum yang abstrak menyimpulkan hal yang bersifat khusus dan individual. Contoh : ilmu deduktif matematika sedangkan ilmu induktif adalah bertolak belakang dari ilmu deduktif yakni dari khusus menjadi umum dan abstrak.

1. langkah-langkah dalam ilmu pengetahuan :

2. limas ilmu

3. siklus empiris

untuk ramalan

BAB V

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

Pemikiran filsafat banyak dipengaruhi oleh lingkungan.namun pada dasarnya filsafat baik dibarat, india dan Cina muncul dari yang sifatnya religius. Pembagian secara periodesasi filsafat barat adalah zaman kuno, zaman abad pertengahan, zaman modern dan masa kini. Periodesasi filsafat cina adalah zaman kuno, zaman pembauran, zaman neokonfusionisme dan zaman modern. Untuk cina adalah periode weda, biracarita, sutra-sutra dan sekolastik. Dalam filsafat india yang penting adalah bagaimana manusia bisa berteman dengan dunia bukan untuk menguasai dunia. Adapun filsafat islam hanya ada 2 periode yaitu: periode mutakalimin dan filsafat islam.

Jadi, perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini tidaklah berlangsung secara mendadak melainkan berlangsung secara bertahap. Karena untuk memahami sejarah perkembangan ilmu mau tidak mau harus melakukan pembagian secara periode yang menampilkan ciri khas tertentu.

Pada abad VI SM yunani muncul lahirnya filsafat dan mulai berkembang suatu pendekatan yang sama sekali berlainan. Mulai saat itu orang mencari jawaban rasional tentang problem alam semesta.dengan demikian filsafat dilahirkan.

Zaman yunani kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk menguingkapkan ide atau pendapatnya. Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudang ilmu, karena yunani pada masa itu tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi.

Pada masa ini muncul beberapa aliran yaitu sebagai aliran sebagai berikut:

a. stoisisme, menurut paham ini jagad raya ditentukan oleh kuasa-kuasa yang disebut logos. Oleh karena itu segala kejadian menurut ketetpan yang tidak dapat dihindari.

b. epikurisme, segala-galanya terdiri dari atom-atom.

c. skepisisme, mereka berfikir bahwa bidang teoritis manusia tidak sanggup mencapai kebenaran

d. eklektisisme, suatu kecenderungan umum yang mengambil berbagai unsur filsafat dari aliran-aliran lain tanpa berhasil mencapai suatu pemikiran yang sungguh-sungguh.

e. neoplatoisme, yakni paham yang ingin menghidupkan kembali filsafat plato.

Pada abad pertengahan mengalami 2 periode, yaitu:

Ialah zaman peralihan ketika kebudayaan abad pertengahan mulai berubah menjadi kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini adalah manusia yang merindukan pemikiran yang bebas. Manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan atas campur tangan Illahi.

Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya sudah dirintis sejak zaman renaissance.

Fisi kawan termashur adalah Albert Einstein yang percaya akan kekekalan materi. Dengan kata lain tidak mengakui adanya penciptaan alam. Zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan teknologi canggih.

BAB VI

PRINSIP-PRINSIP METODOLOGI

Metodologi merupakan hal yang mengkaji perurutan langkah-langkah yang ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi pengetahuan yang ilmiah. Untuk memahami perinsip-perinsip metode filsafat perlu dibahas pengertian metodologi, unsur-unsur metodologi, dan beberapa pandangan tentang prinsip metodologi bagi para filsuf.

Metodologi dapat diartikan sebagai ilmu yang membicarakan tentang metode-metode. Metode ialah cara bertindak menurut aturan tertentu.

Menurut anton Baker dan ahmad charris zubair adalah

BAB VII

PENEMUAN KEBENARAN

Cara penemuan kebenaran berbeda-beda, kebenaran dapat dilihat secara ilmiah dan non ilmiah. Menurut hartono kasmadi dkk (1960) adalah sebagai berikut:

Hal kebenaran sesungguhnya memang merupakan tema sentral dalam filsafat ilmu. Problematik mengenai kebenaran, sebenarnya seperti halnya problematik tentang pengetahuan, merupakan masalah-maslah yang mengacu pada tumbuh dan berkembangnya dalam filsafat ilmu.

Telaah dalam filsafat ilmu membawa orang kepada kebenaran di bagi dalam tiga jenis menurut A.M.W.Pranarka (1987) yaitu:

Menurut Abbas hamami mintaredja (1983), kata kebenaran dapat di gunakan sebagai suatu kata benda konkrit maupun abstrak. Jika subjek hendak menuturkan kebenaran artinya proposisi yang benar.

Teori koherensi dibangun oleh para pemikir rationalis seperti Leibniz, Spinoza, Hegel, dan Bradley. Menurut Kattsoff (1986) dalam bukunya Elements of Philosophy teori koherensi dijelaskan “...suatu proposisi cenderung benar jika proposisi tersebut dalam keadaan saling berhubungan dengan proposisi-proposisi lain yang benar, atau jika makna yang dikandungnya dalam keadaan saling berhubungan dengan pengalaman kita.

Teori ini berpandangan bahwa suatu proposisi bernilai kebenaran apabila berkesesuaian dengan dunia kenyataan. Kebenaran demikian dapat dibuktikan secara langsung pada dunia kenyataan.

Kadang-kadang teori ini disebut juga teori pragmatis. Pandangannya adalah suatu proposisi bernilai benar apabila mempunyai konsekuensi yang dapat dipergunakan atau bermanfaat.

Teori kebenaran semantik dianut oleh paham filsafat analitika bahasa yang dikembangkan paska filsafat bertrand Russell sebagai tokoh pemula dari filsafat Analitika Bahasa.

Teori berkembang diantara filsuf analisis bahasa, terutama yang begitu ketat terhadap pemakaian gramatika.

Teori ini dikembangkan oleh penganut filsafat fungsionalisme. Karena pada dasarnya suatu statemen atau pernyataan akan mempunyai nilai benar yang amat tergantung pada peran dan fungsi dari pernyataan itu.

Teori ini dikembangkan oleh kaum positivistik yang diawali oleh Ayer. Pada dasarnya menurut teori kebenaran ini, problema kebenaran hanya merupakan kekacauan bahsa saja dan hal ini mengakibatkan suatu pemborosan, karena pada dasarnya apa yang hendak dibuktikan kebenarannya memiliki derajat logis yang sama yang masing-masing saling melingkupinya.

BAB VIII

DEFINISI DAN PENALARAN

Dalam penalaran ada dua proposisi pokok yang dinalar, yakni proposisi kategoris dan proposisi majemuk.

Definisi terdiri atas dua bagian, yakni bagian pangkal disebut defeniendum yang berisi istilah yang harus diberi penjelasan, dan bagian pembatas disebut disebut definiens yang berisi uraian mengenai arti dari bagian pangkal.

Ialah penjelasan tentang hal yang ditandai oleh suatu term.

Ialah penjelasan tentang hal sesuatu ditinjau dari segi penggunaan dan tujuan yang sederhana.

Penalaran adalah suatu proses penarikan kesimpulan dari satu atau lebih proposisi. Penalaran ada dua:

Silogisme adalah proses menggabungkan tiga proposisi, dua menjadi dasar penyimpulan, satu menjadi kesimpulan.

Proposisi majemuk adalah pernyataan yang terdiri atas dua bagian yang dapat dinilai benar atau salah.

Sesat pikir dapat terjadi ketika menyimpulkan sesuatu lebih luas daripada dasarnya (latinus hos).

BAB IX

HUBUNGAN DAN PERANAN ILMU PENGETAHUAN TERHADAP

PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL

Dewasa ini ilmu menjadi sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, seolah-olah manusia sekarang tidak dapat hidup tanpa ilmu pengetahuan. Kebutuhan manusia yang paling sederhana pun sekarang memerlukan ilmu.

Ki Hajar Dewantara; kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

Ilmu adalah dari pengetahuan. Untuk mendapatkan ilmu diperlukan cara-cara tertentu, ialah adanya suatu metode dan mempergunakan sistem, mempunyai objek formal dan objek material.

Istilah kebudayaan diartikan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.

Strategi kebudayaan merupakan upaya bagaimana menangani kebudayaan khususnya di Indonesia yang beragam budaya.

BAB X

ETIKA KEILMUAN

Ilmu berupaya mengungkapkan realitas sebagaimana adanya, sedangkan moral pada dasarnya adalah petunjuk tentang apa yang seharusnya dilakukan manusia.

Menurut Sunoto (1982) etika dapat dibagi menjadi dua yaitu etika deskripsi yaitu menggambarkan, dan etika normatif yaitu etika prinsif-prinsif.

Moral artinya adat atau cara hidup yang pakai dalam masyarakat.

Norma adalah alat tukang kayu atau tukang batu yang berupa segitiga. Kemudian norma adalah sebuah ukuran.

Kesusilaan adalah hasil suatu menjadi yang terjadi didalam jiwa.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan menghambat ataupun meningkatkan keberadaan manusia tergantung pada menusianya itu sendiri, karena ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan oleh manusia dan untuk kepentingan manusia dan kebudayaannya.

Bebas nilai atau tidak bebas nilai yang dimaksudkan adalah tuntunan setiap kegiatan ilmiah agar didasarkan pada hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri.

Ontologis adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang yang ada. Secara ontologis ilmu membatasi lingkup penelaah keilmuannya hanya pada daerah-daerah yang berada dalam jangkauan pengalaman manusia.

Epistemologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang asal muasal, sumber, metode, struktur, dan validitas atau kebenaran pengetahuan.

Aksiologis adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai secara umum

Ilmu bukanlah merupakan pengetahuan yang datang demikian saja sebagai barang yang sudah jadi dan datang dari dunia khayal.

BAB XI

STRATEGI PENGEMBANGAN ILMU DI INDONESIA

Pancasila digali dari budaya bangsa Indonesia sendiri, sehingga Pancasila mempunyai fungsi dan peranan yang sangat luas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Paradigma menurut Thomas S. Kuhn adalah suatu asumsi dasar dan asumsi teoritis yang umum (merupakan suatu sumber nilai), sehingga menjadi suatu sumber hukum, metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri, serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.

Landasan ontologis dimaksudkan untuk mengungkapkan jenis keberadaan yang diterapkan pancasila. Landasan epistemologis dimaksudkan untuk mengungkapkan sumber pengetahuan dan kebenaran tentang pancasila sebagai sistem filsafat dari ideologi. Landasan aksiologis dimaksudkan untuk mengungkapkan jenis nilai dasar yang terkandung dalam pancasila. Landasan antropologis dimaksudkan untuk mengungkapkan hakikat manusia dalam rangka pengembangan sistem filsafat pancasila.

Pembangunan nasional adalah upaya bangsa untuk mencapai tujuan nasionalnya sebagaimana yang dunyatakan dalam pembukaan UUD 1945.

DAFTAR PUSTAKA BUKU

Abbas Hamami M. 1976. Filsafat (Suatu Pengantar Logika Formal-Filsafat Pengatahuan). Yogyakarta : Yayasan Pembinaan Fakultas Filsafat UGM.

. 1982. Epistemologi Bagian I Teori Pengetahuan. Diktat. Yogyakarta: Fakultas Filsafat UGM.

. 1980. Disekitar Masalah Ilmu; Suatu Problema Filsafat. Surabay: Bina Ilmu.

. Epistimologi Masa Depan dalam jurnal filsafat. Seri 1, februari 1990.

Komentar

Postingan Populer