TANGGUNGJAWAB
Tanggungjawab
Jarjani Usman - Tafakur
“Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?” (QS. Al-Qiyaamah: 36). Berani hidup, harus berani bertanggungjawab. Itulah yang harus dipenuhi setiap manusia, sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas. Sesaat umur dinikmati di dunia ini, segenggam makanan pun yang dimakan atau sehelai kain yang disandang, akan diminta pertanggungjawabannya di kemudian hari.
Peringatan tersebut sepatutnya membuat kita sangat berhati-hati dalam memanfaatkan berbagai macam amanah dalam hidup ini. Perlu mengingatkan diri agar senantiasa menjaga dan memanfaatkan waktu, dan mengembangkan dan merawat segala potensi diri yang dimiliki agar bermanfaat. Waktu menyediakan kesempatan untuk mengembangkan potensi, dan potensi yang berkembang memberi arti terhadap waktu. Waktu hidup yang panjang samasekali tak ada artinya bila segala potensi diri dibiarkan melemah dan menghilang tak tergali. Tentunya, amat sulit memberikan pertanggungjawaban di hadapan Allah bila berbagai potensi yang dimiliki telah digerakkan ke jalan sesat. Karena itu, perlu mengajak diri untuk berperilaku yang bertanggungjawab setiap saat.
Bila tidak dibiasakan bertanggung jawab dalam hidup ini, biasanya akan terbentuk kebiasaan untuk mengingkari. Suatu pengingkaran, semakin dibiarkan semakin jauh memerosokkan manusia dan menimbulkan kerusakan hidup. Apalagi Rasulullah SAW mengingatkan bahwa manusia yang berbuat dosa akan meninggalkan bintik-bintik hitam pada hatinya. Semakin banyak dosa, semakin banyak hitamnya, sehingga menutupi hati dari melihat kebenaran. Akibatnya, si empunya hati akan sulit berhenti dari perbuatannya yang berdosa. Dengan kata lain, orang-orang demikian adalah orang-orang yang tak mau bertanggungjawab terhadap dirinya dalam hidupnya. Kalau selama hidup tak mampu bertanggung jawab, apalagi kalau sudah mati atau sudah di akhirat nanti.
Jarjani Usman - Tafakur
“Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?” (QS. Al-Qiyaamah: 36). Berani hidup, harus berani bertanggungjawab. Itulah yang harus dipenuhi setiap manusia, sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas. Sesaat umur dinikmati di dunia ini, segenggam makanan pun yang dimakan atau sehelai kain yang disandang, akan diminta pertanggungjawabannya di kemudian hari.
Peringatan tersebut sepatutnya membuat kita sangat berhati-hati dalam memanfaatkan berbagai macam amanah dalam hidup ini. Perlu mengingatkan diri agar senantiasa menjaga dan memanfaatkan waktu, dan mengembangkan dan merawat segala potensi diri yang dimiliki agar bermanfaat. Waktu menyediakan kesempatan untuk mengembangkan potensi, dan potensi yang berkembang memberi arti terhadap waktu. Waktu hidup yang panjang samasekali tak ada artinya bila segala potensi diri dibiarkan melemah dan menghilang tak tergali. Tentunya, amat sulit memberikan pertanggungjawaban di hadapan Allah bila berbagai potensi yang dimiliki telah digerakkan ke jalan sesat. Karena itu, perlu mengajak diri untuk berperilaku yang bertanggungjawab setiap saat.
Bila tidak dibiasakan bertanggung jawab dalam hidup ini, biasanya akan terbentuk kebiasaan untuk mengingkari. Suatu pengingkaran, semakin dibiarkan semakin jauh memerosokkan manusia dan menimbulkan kerusakan hidup. Apalagi Rasulullah SAW mengingatkan bahwa manusia yang berbuat dosa akan meninggalkan bintik-bintik hitam pada hatinya. Semakin banyak dosa, semakin banyak hitamnya, sehingga menutupi hati dari melihat kebenaran. Akibatnya, si empunya hati akan sulit berhenti dari perbuatannya yang berdosa. Dengan kata lain, orang-orang demikian adalah orang-orang yang tak mau bertanggungjawab terhadap dirinya dalam hidupnya. Kalau selama hidup tak mampu bertanggung jawab, apalagi kalau sudah mati atau sudah di akhirat nanti.
Komentar
Posting Komentar