CARA MENANAM CABAI MERAH (Capsicum Annum L.)
CARA MENANAM CABAI MERAH
Oleh : Ir. Zakaria Ibrahim, MM
I. PENDAHULUAN
Cabai besar merah panjang (Capsicum Annum L.) adalah tanaman sayuran yang termasuk dalam famili Cruciferrae yang dapat ditanam di dataran rendah ataupun dataran tinggi baik pada lahan kering, tegalan, lahan sawah yang tidak ditanami padi maupun lahan pekarangan.
Cabai merupakan bahan yang dibutuhkan sehari-hari pada setiap rumah tangga. Rasanya pedas dan memberi kehangatan/panas, karena di dalam cabai terkandung minyak Astheris serta vitamin A dan C.
Saat sekarang ini dengan kemajuan teknologi pertanian bercocok tanam cabai dengan mempergunakan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP) untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Tetapi perlu disadari bahwa tanaman cabai sangat membutuhkan perawatan yang sungguh-sungguh disamping teknologi yang diterapkan harus lebih baik. Karena banyak dijumpai di lapangan yang mengalami kegagalan.
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman cabai seperti; keadaan tanah, iklim dan lingkungan disekitarnya. Justru karena itu harus banyak pertimbangan-pertimbangan, jika akan bertanam cabai, karena modal yang diperlukan cukup besar dibandingkan dengan jenis tanaman sayuran lainnya.
I. SYARAT TUMBUH
Tanaman cabai menghendaki tanah yang subur dan gemburserta kaya humus. Tanah yang di genangi air tidak di sukai tanaman cabai. pH tanah yang paling baik untuk tanaman cabai 5-6. Ketinggian tanah 0,5-1.250 meter dari permukaan laut.Suhu rata-rata yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai antara: 18’-27’ C.Suhu udara yang terlalu tinggi, akan menyebabkan hasil buah kurang baik, sebaliknya tanaman cabai menghendaki kelembaban udara yang tinggi.
II. BERCOCOK TANAM
1. BENIH :
Cabai di perbanyak secara generatif yaiyu dengan biji. Untuk mendapatkan benih yang baik adalah sebagai berikut :
a. Pilih/petiklah buah cabai masak dari pohon induk yang pertumbuhannya sehat, berbuah lebat dan bebas dari serangan hama dan penyakit.
b. Buah lurus, tidak keriput dengan panjang yang baik 8-10 cm.
c. Ambil bagian tengah dari buah cabai, ujung dan pangkal di buang
d. Daya tumbuh benih 80-90 % dan berkecambah setelah sampai 4-6 hari.
e. Kebutuhan benih untuk 1 Ha : 400-500 gram bij kering.
2. PERSEMAIAN :
a. Lokasi tanah untuk persemaian harus dekat dengan sumber air, untuk memudahkan penyiraman.
b. Luas lahan persemaian untuk 1 Ha yaitu : 200-300 M2.
c. Lebar bedengan 1 cm dan panjang sesuai dengan kebutuhan, arah bedengan utara-selatan.
d. Berikan pupuk kandang ( Taik Ayam) yang sudah masak benar 1 minggu sebelum benih ditabur.
e. Berikan penyiraman setiap hari sebelum benih tumbuh.
f. Berikan pupuk majemuk (NPK) sebanyak 4-8 Kg untuk 200-300 M.
3. PENGOLAHAN TANAH
Apabila lahan yang akan ditanami cabai adalah lahan baru, maka terlebih dahulu harus diadakan cangkul grewak. Sesudah 15-20 hari, baru diadakan cangkul gulut. Besar gulutan :
- Lebar gulutan bawah : 150 cm.
- Tinggi gulutan : 60 cm (tergantung keadaan tanah).
- Lebar gulutan atas : 100 cm.
Biarkan gulutan selama 15 hari kena panas dan hujan. Kemudian cacah gulutan sampai halus dan dibuat permukaan cekung. Tabur pupuk kandang taik ayam sebanyak : 8-10 ton/Ha ke permukaan gulutan dengan merata. Cacah kembali gulutan, agar pupuk kandang bercampur dengan tanah. Biarkan selama 15 hari.
4. PENUTUPAN GULUTAN DENGAN PLASTIK HITAM PERAK
Setelah 15 hari lagi akan tanam, taburkan pupuk buatan ke permukaan gulutan dengan merata. Pupuk buatan yang diberikan :
- Urea : 250 Kg/Ha. (10 Kg/rante)
- TSP : 375 Kg/Ha (15 Kg/rante)
- ZA : 250 Kg /Ha (10 Kg/rante)
- KCL : 250 Kg/Ha (10 Kg/rante)
Kemudian siram gulutan dengan air sampai basah betul, tutup gulutan dengan plastik Hitam Perak yang sudah disediakan. Warna perak di atas dan warna hitam dibawah. Plastik jangan terlalu tegang, tapi biasa-biasa saja kemudian plastik bagian bawah dipaku dengan bambu tali yang dibelah-belah kecil dengan panjang 15-20 cm dan dibengkokkan kedalam tanah ke pangkal plastik bagian bawah. Jarak antara bambu 20-30 cm. Bagian bawah plastik yang sudah dipaku, timbun dengan tanah secara merata, agar udara dalam plastik jangan keluar.
Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP)
Ciri pokok budidaya tanaman cabai secara intensif adalah penggunaan plastik perak hitam pada bedengan pertanaman sebagai mulsa. Seperti telah disinggung , bahwa lingkungan tumbuh berupa tanah dan iklim dapat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Cabai yang dibudidayakan dengan menggunakan plastik perak hitam sebagai mulsa akan menghasilkan tingkat pertumbuhan dan produktivitas buah yang tinggi dibandingkan dengan menggunakan mulsa plastik.
Tanpa dilengkapi mulsa, tanaman cabai tumbuh lebih pendek, tinggi tanaman rata-rata hanya 50 cm yang produksinya kurang dari setelah dibandingkan yang menggunakan mulsa. Dilihat dari segi ekonomi dan pendapatan usaha tentu akan jauh perbedaannya akhirnya akan diperoleh sisa usaha yang lebih kecil dibandingkan menggunakan mulsa plastik.
1. Pemasangan Mulsa Plastik
Setelah pupuk disebar secepatnya permukaan bedeng ditutup plastik perak hitam. Plastik dipersiapkan sebelumnya agar setelah selesai pelebaran pupuk dapat segera dilakukan pemasangan mulsa.
Cara pemasangan mulsa cuku mudah. Hanya saja, letaknya jangan sampai terbalik. Warna hitam dipasang menghadap ke atas atau ke arah luar. Waktu pemasangan sebaiknya siang hari saat temperatur udara tinggi. Maksudnya agar plastik dapat dipancang sehingga erat dengan permukaan bedengan.
Mulsa plastik dipancang agar dapat menutup sempurna, untuk membantu dapat dijepit dengan belahan bambu. Sisa plastik direkatkan erat dengan p[ermukaan bedengan. Bagian sisi yang terbuka akan mudah sobek karena angin. Perlu diperhatikan plastik mulsa ini sangat tipis dan lentur, tetapi tidak tahan gesekan dengan bahan kasar. Karena itu pemasangannya harus dilakukan secara hati-hati.
Permukaan bedengan yang tidak rata menimbulkan benjolan pada waktu ditutup mulsa. Tonjolan ini biasanya dapat menyobek plastik atau menyebabkan air menggenag di atas mulsa. Bedengan yang baik adalah yang permukaannya halus apabila telah ditutup mulsa.
2. Manfaat Mulsa Plastik Perak
Tanah sebagai media tumbuh tanaman tersusun atas bahan hidup dan bahan
Tak hidup. Bahan hidup berupa mikroorganisme tanah, sedangkan bahan tak hidup berupa mineral tanah, udara, air dan bahan organik tanah. Bahan penyusun tersebut satu sama lain saling berinteraksi dan berpengaruh pada sifat serta tingkat kesuburan tanah. Tanah yang terletak di areal terbuka keadaannya lebih banyak dipengaruhi oleh faktor alam seperti intensitas cahaya, curah hujan, kelembababn da temperatur lingkungan. Intensitas cahaya matahari yang cukup tinggi menyebabkan air permuakaan tananh mudah hilang menguap. Selain itu, juga menyebabkan bahan organik lebih cepat melapuk sehingga kandungannya dalam tanah semakin berkurang.
Curah hujan dapat melarutkan unsur hara tanah seperti nitrogen dan kalium sehingga menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Singkat kata tanah pertanaman cabai yang terbuka keadaannya akan selalu berubah-ubah sesuai keadaan lingkungan perubahan (fluktiuasi) lingkungan ini akan terpengaruh langsung terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai karena akar tanaman ini letaknya tidak jauh dari permukaan tanah,
Penggunaan Mulsa Plastik Perak Hitam Pada bedengan pertanaman cabai dapat mencegah dan mengurangi pengaruh alam yang cenderung berubah-ubah. Dengan demikian, Mikroflora dan tingkat kesuburan tanah dapat dijaga kestabilannya. Karena itu budidaya menggunakan mulsa plastik menjadi kondisi pertumbuhan tanaman jauh berbeda dibandingkan tanpa menggunakan mulsa plastik. Untuk memperoleh tingkatan pertumbuhan dan produktifitas yang memadai, budidaya cabai mutlak dibutuhkan mulsda plasti perak hitam apabila pada areal terbuka. Cara lain dapat ditempuh tanpa menggunakan mulsa plastik perak hitam yaitu bertanam cabai hibrida pada rumah kaca (Green House).
Manfaat penggunaan mulsa plastik perak hitam pada budidaya cabai dapat diringkas sebagai berikut
1. Dapat memelihara kestabilan mikroflora tanah, kelembaban tanah dan tingkat kesuburan.
2. Menghindari terjadinya flaktuasi suhun permukaan tanah dan pencucian hara oleh air hujan.
3. Menekankan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma) sehingga tidak terjadi kompetisi dalam penyerapan hara tanah.
4. Menurangi sumber inokulum (sumber penyakit) penting tanaman cabai.
5. menjaga kebersihan lahan
6. Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga tanaman dapat berproduksi secara optimum
7. Mempermudah pada kegiatan pemeliharaan.
Mulsa plastik perak hitam terdiri atas dua warna, yaitu warna hitam dan sisi lain berwarna perak. Mulsa dipasang dengan posisi warna hitam menghadap ke tanah, sedangkan warna perak menghadap keluar (ke atas) . Cara pemasangan ini penting karena dapat memberi pengaruh yang sedikit berbeda apabila terbalik.
Warna hitam memberikan kondisi yang lebih gelap media sehingga memungkinkan pertumbuhan perakaran tanaman menjadi lebih baik. Warna perak dapat memantulkan sinar matahari sehingga jumlah panas yang mengenai permukaan media dapat dikurangi. Disamping itu pantulan cahaya dapat membantu mempercepat hilangnya uap air yang menempel di permukaan daun tanaman.
Karena itu , penggunaan mulsa berpengaruh baik terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
5. TANAM
Sesudah satu minggu, palstik dilubangi dengan jarak dalam barisan 50cm, jarak antara barisan 60cm, besar lubang dengan garis tengah 10 - 12cm. Sesudah satu minggu dilubangi, tanaman bibit cabai yang sudah berumur 30-35 hari, tanamkan bibit ke masing-masing lobang. Tapi sebelum tanam di siram lubang-lubang tersebut dengan air agar tanah menjadi gembur dan mudah di ditanamkan. Bibit yang akan ditanam hendaknya di seleksi terlebih dahulu, besar dan panjangnya yang sama di tanam sebaiknya pada sore hari sekitar jam 15.30 WIB. Agar tunjang waktu menanam jangan sampai bengkok/melipat di dalam tanah.
Sesudah selesai tanam, bibit yang lebih / sisa agar ditanam didalam polybeg yang sudah diisi dengan tanah dicampur dengan pupuk kandang yang sudah masak dengan perbandingan 4 : 3. Tujuannya untuk mengisap tanaman yang mati.
6. PEMELIHARAAN TANAM.
Selesai tanam harus diadakan penyiraman pagi dan sore, apabila tidak ada turun hujan . penyiraman ini dilaksanakan semapai tanaman hidup (± 7 hari) . Sesudah itu dilaksanakan penyiraman 2 hari sekali, juga apabila tidak turun hujan. Pada umur tanaman 25 hari sesudah tanaman , setiap tanaman diberi patok bambu sepanjang 50 Cm. Yang bertujuan agar tanaman tidak tumbang di terpa angin dan hujan. Ikatlah tanaman cabai kemasing-masing patok bambu.
Pengendalian gulma / rumput di parit gulutan, lakukan penyemprotan dengan herbisida Gramosone, Parakcol, Basta dll. Penutupan plastik paling bawah gulutan dilaksanakan 1- 11/2 bulan sekali, agar plastik senantiasa rapi dan tidak berkibar-kibar diterpa angin yang bisa mengakibatkan plastik bisa koyak. Sesudah tanaman umur 2 bulan dan kelihatan tanaman cukup subur dan baik, diadakan/diberikan pematokan dengan bambu setiap pinggir gulutan dengan jarak antar bambu 150 – 175 cm. Kemudian dari bambu ke bambu ikat dengan tali plastik yang kuat. Tujuannya apabila tanaman cabai jangan sampai tumbang ataupun patah keparit gulutan, sehingga dapat mengganggu waktu menyemprot dan waktu memanen.
7. PEMUPUKAN SUSULAN :
Setelah tanaman cabai umur 15 hari, berikan pemupukan susulan dengan cara dilarutkan dengan air, pupuk buatan yang diberikan :
- Pupuk NPK : 50 Kg / Ha.
- Pupuk Urea : 25 kg/ Ha.
- Pupuk Z. A : 25 kg /Ha.
Dengan jumlah air yang dilarutkan : 2.500 – 3.000 liter / Ha. Diberikan secara berkesinambungan setiap 2 minggu sekali dengan dosis pupuk dan jumlah air untuk dilarutkan seperti di atas.
8. PEMBERIAN PUPUK PELENGKAP CAIR (PPC) DAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) :
Pupuk Pelengkap Cair (PPC) mulai diberikan setelah tanaman umur 3 minggu, dan diberikan secara berkesinambungan setiap 1 minggu sekali. Misalnya dengan merek dagang seperti : Baypolan, Spesial, Pokon, Intanik, Liptonik, dan lain-lain sebagainya. Dosis yang diberikan : baca pada label botol setiap merek dagang yang dijual.
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) mulai saat tanaman Cabai mulai berbunga, kira-kira tanaman berumur 5 minggu. ZPT yang diberikan misalnya dengan merek dagang : Atonik, Ergostim, Hydrasil, Dekamon dan lain sebagainya waktu dan dosis yang diberikan : baca label pada botol ZPT yang dijual.
9. HAMA DAN PENYAKIT
A. HAMA
Jenis-jenid hama yang sering menyerang tanaman cabai ialah :
a. Ulat Daun
Ulat ini memakan daun dan juga dapat menggulung daun-daun cabai. Untuk mencegah serangan hama ini perlu diadakan usaha preventif dengan mengadakan penyomprotan insektisida seperti Atabron, Cascede, Matador. Dosis yang dianjurkan : baca label pada botol Insektisida ts
b. Kutu Daun (Tungau) :
Hama ini menyerang daun pada umumnya daun-daun muda yang menyebabkan daun yang terserang jadi mengecil dan menggelembung serta daun menjadi rapuh apabila diremas dengan tangan. Untuk mencegah serangan ini perlu diadakan usaha preventif dengan mengadakan penyemprotan Insektisida seperti : Curacron, Hostation, Tamaron, Mitag. Dosis yang dianjurkan : baca label pada botol Insektisida tersebut.
c. Ulat Tanah / Ulat Grayak
Hama ini menyerang tanaman cabai waktu masih kecil (baru tanam) Pangkal batang tanaman dipotong sehingga putus. Pada umumnya mulai menyerang pada waktu sore hari dan siang hari ulat ini berada di tanah sekitar tanaman. Pengendaliannya dengan melaksanakan penyemprotan pada sore hari yaitu Insektisida seperti : Tamaron, Atabron ataupun dengan mempergunakan Insektisida Butiran seperti Curater Furadan. Dosis yang digunakan : baca label pada botol kemasan.
d. Lalat Buah
Hama ini menyerang buah cabai yang muda ataupun yang agak masak, akibatnya bila buah tua tidak berwarna merah cerah, tetapi berubah menjadi kehitam-hitaman dan mengeras. Untuk mencegah serangan hama ini perlu diadakan usaha preventif dengan mengadakan penyemprotan Insektisida seperti : Matador, Decis, Serva, Azodrin. Dosis yang dianjurkan ; baca label pada botol kemasan Insektisida.
B. PENYAKIT
a. Penyakit Gugur Daun :
Penyakit ini disebabkan oleh Cendawan Asoomyoetes yang disebut Oidium sp. Akibat serangan ini daun-daun tanaman akan gugur sebelum waktunya. Untuk mencegah penyakit ini dapat digunakan Fungisida seperti : Antracol, Dithane M-45 atau Dacunil. Dosis yang dianjurkan : baca label pada bungkus kemasan Fungisida.
b. Penyakit Busuk Daun :
Penyakit ini disebabkan oleh Cendawan Phytoptora Capsici. Gejala serangannya kelihatan pada daun dan pucuk menjadi layu dan busuk sehingga akhirnya berguguran. Penyakit ini timbul apabila cuaca terlalu lembab, sumber penularan lain dapat juga dari pupuk kandang yang diberikan belum masak. Penyakit ini cepat sekali penularannya. Pencegahannya dapat dilaksanakan penyemprotan dengan menggunakan Fungisida seperti : Volymex, Dithane M-45, Angrofol. Dosis penggunaanya : baca label pada bungkusan kemasan fungisida.
c. Penyakit Busuk Buah :
- Penyakit ini ada yang disebabkan oleh Cendawan Colletotrichum nigrum dan Gloesporium sp. Akibat serangan penyakit ini buah menjadi busuk dan berguguran.
- Ada yang disebabkan oleh Cendawan Anstracknose. Buah yang terserang menjadi busuk dan mengering, baik buah yang sudah tua maupun yang masih muda. Cendawan ini cepat menjadfi resisten terhadap fungisida yang disemprotkan. Pengendaliannya dapat dilaksanakan dengan fungisida : Volimex, Delsen, Anvil, Agisan.
d. Penyakit Karen Virus :
Penyakit ini biasannya ditandai dengan keritingnya daun. Gejala serangannya, warna daun yang semula hijau berubah menjadi bintik-bintik kuning serta mengeriting, akhirnya daun berguguran sehingga seluruh tanaman tidak berdaun dan mati. Untuk mencegah penyakit ini dicabut dan dibakar tanaman yang terserang, sebab penyakit ini mudah dan cepat sekali menular pada tanaman lainnya. Belum ada Pestisida yang dapat mengendalikan penyakit ini.
10. PANEN
Panen dimulai setelah cabai berumur 2 –3 bulan. Dilaksanakan 4 hari sekali. Panen sebaiknya dilaksanakan sesudah embun pada tanaman sudah tidak ada lagi. Apabila keadaan hujan, jangan dilaksanakan pengutipan buah cabai. Panen dapat mencapai sampai 35 – 40 kali, bila tanaman tersebut cukup baik dan subur. Hasil diperoleh dalam 1 periode tanaman dapat mencapai 12 – 15 Ton / Ha.
Komentar
Posting Komentar