UPAYA GURU MEMANFAATKAN ALAM SEKITAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR



1. Pendahuluan

Guru = pendidik / pengaruh / pembinaan / atau bias juga dikatakan contoh tauladan bagi didikannya jadi dalam hal ini penulis ingin menguraikan pengalaman dan gagasan dalam upaya memanfaatkan alam sekitar dalam proses belajar mengajar, sehingga tidak semata-mata berpedoman pada buku pegangan atau indeks yang ada. Jadi dalam hal ini guru dituntut untuk trampil dan cakap memanfaatkan alam sekitar sebagai bahan ajaran dalam proses belajar mengajar. Sehingga anak didiknya mudah memahami dan menaggapinya. Ini tentunya materi yang diajarkan harus disesuaikan dengan sikon lingkungannya.
Pokok Permasalahan

Mengingat perubahan jaman dewasa ini yang serba canggih dan modern dikhawatirkan anak didik khususnya tingkat SD lupa terhadap alam sekitarnya karena kita ketauhi semua yang bahwa anak didik tingkat SD masih dikatagorikan pada pase perkembangan dasar, yaitu masih dalam tahap meniru apa yang dilihat dan dekat dengannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga anak didik tersebut terus mengikutinya. Jadi dalam hal ini dituntut bagi guru untuk memanfaatkan alam sekitarnya baik peserta didik itu berada dilingkungan pedesaan maupun diperkotaan. Jadi sesuaikan dengan lingkungan peserta didik itu berada.

2. Tehnik Pengelolaan Kelas yang Sesuai Dengan Judul

Kalau kita berbicara masalah tehnik kita harus menoleh kebelakang sedikit yaitu tehnik itu kalau kita samakan. Sama juga dengan strategi atau cara seseorang ataupun kelompok yang ingin mengapai suatu tujuan dengan cara yang mudah dan tujuannya berjalan mulus sehingga terpenuhi apa yang diharapkan.
Maka oleh sebab itu disini dibutuhkan suatu manajemen yang andal yaitu manajemen pengelolaan kelas. Dimana kesuksesan seorang guru dalam proses Belajar Mengajar sangat terkait dengan cara pandang guru terhadap siswanya dengan mengajar apakah pandangan anda itu positif atau negatif karena siswa menangkap pandangan anda lebih cepat dan akurat dari pada siswa menangkap apapun yang anda ajarkan. Jadi berusahalah mengubah pandangan anda seolah-olah siswa anda selalu akan dapat meraih angka sepuluh, sehingga judul atau materi yang anda ajarkankan lebih terarah dan pasti.

Jadi anda harus dapat mempertahankan minat siswa anda untuk belajar lebih lama. Jadi bagaimana caranya anda berikan contoh yang ada disekitarnya yang tentunya mudah ditangapi oleh siswa sehingga motivasibelajar siswa meningkat karena kita ketahui bahwa tidak ada siswa yang sama sekali kosong sisi kecerdasannya.
Anda bias menggalinya, memang tidak semua cerdas pada intelegensi, tetapi bias pada aspek lain. Seperti : seni, keterampilan dan lain-lain. Anda seorang guru yang baik buka membuka kecerdasan siswa lewat sisi yang paling menonjol seperti menemukan pintu sebuah rumah. Jika satu pintu sudah terbuka maka seluruh isi rumah bias diketahui. Lewat pintu pertama yang terbuka, maka murid anda jangan hanya anda libatkan dalam PBM secara aktif, tetapi harus dibangun suatu anggapan bahwa semua murid pintar dan mempunyai potensi. Jadi tugas anda adalah bagaimana membangkitkan, menumbuhkan dan mengembangkan potensi kecerdasan siswa sehingga siswa mampu memahami dan mempraktekkan apa yang anda harapkan.
Bayangkan anda mampu membekali siswa sehingga siswa tersebut mampu menjangkau luar kelas, menuntun prilaku, membina akhlak dan mengajarkan nilai-nilai yang melekat seumur hidup pada diri setiap siswa untuk menghadapi dunia. Dengan memberikan keterampilan dan kemampuan yang bertanggung jawab dan dapat dipertanggung jawabkan dunia dan akhirat.

Banyak tehnik atau cara yang dapat anda lakukan untuk menguasai kelas yang tentunya sesuai dengan judul atau materi yang anda berikan. Misalkan anda ingin menenangkan kelas dengan mengatakan “anak-anak diam” ! Ketika anak-anak belum juga diam anda mengulangi lagi dengan suara yang lebih keras dan anda sertai dengan ancaman. Misalnya “ jika kalian tidak diam maka saya akan keluar, silakan belajar tanpa saya, ini suatu taktik/tehnik yang sangat tidak cocok dan tidak bersahabat.
Pilih tehnik pengelolaan kelas yang bersahabat / lembut dan professional. Misal anda membuat bunyi dari suara alat musik yang ada dilingkungan siswa atau daerah siswa itu berada dengan meminta mereka bertepuk tangan dengan berirama atau sekedar memperdengarkan suara binatang tertentu. Sesudah perhatian mereka berhasil anda curi tugas selanjutnya adalah mengiring perhatian itu kepada pelajaran atau materi yang ingin anda sampaikan.

Jadi dalam hal ini tehnik berkomunikasi mutlak harus dikuasai bagi seorang guru. Jika tidak maka kehadiran anda tak lebih dari angin lalu kalaupun siswa memperhatikannya atau mengikuti pelajarannya tidak lain karena sang guru mendekati mereka dengan kekerasan dan hukuman. Tapi ingat cara yang otoriter tidak akan mendapatkan hasil yang memuaskan.
Jadi dalam kesempatan ini penulis ingin mengutarakan beberapa prinsip berkomunikasi :

1. Munculkan kesan siswa ;

Susunlah perkataan anda yang dapat menimbulkan citra yang mengacu minat belajar siswa.
Contoh :
Anak-anak pokok bahasan ini paling sulit dan membosankan jadi anak-anak harus waspada kalau tidak mau gagal.
Maka melalui kalimat tersebut sebenarnya guru telah menciptakan kesan tertentu kepada siswanya. Kesulitan, kebosanan dan bahaya kegagalan. Kendati materi tertentu dari pelajaran itu sangat sulit, seorang guru harus optimis jangan membangun rasa pesimis tetap bangunlah optimismenya. Misalnya seorang guru bias mendesain kalimat baru. Misalnya guru mengatakan anak-anak bagian ini paling menantang simaklah baik-baik supaya kalian memahaminya. Disini guru membangun citra bahwa siswa adaalh para penantang yang pantang menyerah kesan yang demikian sengat disukai bagi anak-anak.

2. Arahkan fokus siswa ;

Buatlah siswa mengerti secara terfokus maksudnya tujuan guru. Misalkan guru mengatakan, “lihatlah kemari duduklah menghadap bapak”. Jadi jelas apa maksudnya dari apada anak mengatakan : “jangan mengobrol atau jangat membuat ribut. Ini tidak jelas karena kalau siswa tidak gobrol atau tidak membuat ribut belum tentu siswa itu mengikuti materi yang sedang anda berikan atau yang sedang anda sampaikan.
3. Inklusif / perintah mengajar
Berilah perintah dengan nada mengajar, misalkan seorang guru berkapat. “Bapak/ibu ingin kali mengeluarrkan buku kalian” atau, guru berkata “yang haru kalian lakukan berikutnya adalah mengeluarkan pekerjaan rumah kalian, atau ibu mintak kalian mengeluarkan bahan-bahan praktek kalian”. Guru mengucapkan kata-kata itu sudah ratusan kali sebenarnya guru mengharapkan tindakan tertentu dari siswanya padahal bahasanya menimbulkan asosiasi-asosiasi apa yang akan timbul ? Bapak ingin kalian harus dan ibu mintak ini mengabadikan dinamikan saya lawan kalian. Pesan dibalik kalimat itu adalah “saya yang pegang kendali dan kalian harus melakukan apa yang saya perintahkan”.
Jika siswa menanggapinya dengan asosiasi negatif karena itu logis terjadi maka sikap yang muncul bukan mengeluarkan buku, tetapi membangkang. Sebenarnya guru bias memilih kalimat yang menciptakan dinamika yang lebih positif dan memacu. Misal “mari kita keluarkan buku, “sekarang keluarkan pekerjaan rumah kalian” atau “sudah waktunya mengeluarkan bahan-bahan praktek” jadi cara ini jelas dan siswapun merasa bersahabat dan menyatu dalam kelas sehingga focus siswa terarah dan tepat.
Jadi tehnik pengelolaan kelasnya jelas dan terpadu sesuai dengan judul sehingga apa yang diharapkan tercapai adanya.

A. Faktor Pendukung.

Dalam hal ini factor pendukung dalam pelaksanaan PBM tidak hanya tertuju pada contoh atau peraga yang ada didepan kelas. Masih banyak hal-hal yang bias kita tunjukkan kepada anak didik kita, yang mengarah kepada alam yang ada disekitar kita, yang tentunya mengarah kepada hal-hal yang positif.
Untuk mencapai semua apa yang ingin kita harapkan dalam pembelajaran dalam suatu bidang study tertentu kita bias mengandalkan dan mengambil suatu contoh apa yang ada dilingkungan sekolah kita. Misalnya : bagaimana bergeraknya udara, pertumbuhan hewan dan tumbuh-tumbuhan yang kesemuanya itu didapat dari lingkungan sekitar sekolah kita dan tidak ada dalam alat peraga di sekolah.

B. Faktor Penghambat

Kalau dialihat dari hasil untuk tercapainya suatu tujuan pembelajaran yang akan kita ajarkan kepada anak didik yang memanfaatkan alam sekitar yang ada, terkadang timbul suatu kendala yang ada dan akan kita hadapi. Dikarenakan lingkungan belajar, lingkungan sekolah itu tidak semuanya sama. Ada sekolah yang berada di daerah kota dan ada juga yang berada dipedesaan bahkan dipelosok yang sangat jauh.
Penghambat dan kendala adalah : (th : dalam menerangkan kondisi siswa yang ribut dan untuk mengalihkan perhatian siswa agar agaktenang atau untuk menjelaskan suatu pelajaran di sekolah perkotaan misalnya, kita tidak bias mengadikan suatu itu dengan tumbuhan, hewan, air yang biasanya hal tersebut yang ada hanya dipedesaan atau pelosok. Begitu juga halnya sekolah di Desa/pelosok untuk menunjang PBM yang mana dalam hal tersebut kita mengambil suatu contoh tentang banyaknya kenderaan yang lalu lalang di kota besar atau diperkotaan. Anak yang tinggal di Desa / pelosok mungkin ada yang belum pernah melihat panorama keamanan seperti itu. Dan tentunya mereka bertanya dan mungkin heran bagaimana hal yang sebenarnya itu ya atau tidak.

C. Kesimpulan

Dalam kegiatan proses belajar mengajar, hendaklah mengetahui dimana keberadaan Sekolah kita. Dalam pengambilan contoh-contoh atau gambaran alam sekitar dalam PBM itu harus yang benar-benar nyata dan jangan membuat peserta didik bingung dan bertanya-tanya.

Komentar

Postingan Populer